Ada juga yang
terjebak pada "Motivator Bisnis" dengan tema-tema menggiurkan semisal
"Cara Cepat Menghasilkan Milyaran dalam Satu Bulan" sehingga banyak
yang menjadi korban omong kosong motivator.
Saking semangatnya
sehingga tidak berfikir untung rugi dibelakangnya. Diantaranya ada yang sudah
terlanjur keluar kerja, dibela-belain menghutang kesana-kemari belum lagi utang
Bank ribawi ternyata usahanya tidak sesuai yang diharapkan. Anak dan istripun
menjadi korban.
Cobalah kita
tengok kisah yang kemarin hari diposting di halaman Pengusaha Muslim Indonesia
tentang kisah perjuangan seseorang yang membutuhkan proses tidak sebentar. Kisah
ini akan merubah paradigma kita bahwasanya yang kita butuhkan adalah
"proses kesuksesan" dan keistiqomahan. Saya nukil kisahnya berikut ini:
Kisah ini
didapatkan dari dialog seorang kawan. Kemudian diringkas dengan penataan bahasa
agar mudah dipahami dan diambil pelajaran.
Dialah Abuanis
Asyakirin (semoga Allah memberkahinya), beliau menceritakan sejarah memulai
usaha....
Saat saya kerja di
perusahaan swastapun, orang tua kurang suka, apalagi saat saya mau berdagang.
Saya meyakinkan orangtua dan istri membutuhkan waktu 3 tahunan hingga mereka
ngga' keberatan
Sempat
jatuh-bangun, gonta-ganti dagangan, Alhamdulillah setelah 6 tahunan, saya punya
karyawan dan beberapa usaha.
Dulu saya mengundurkan
diri dari perusahaan setelah lama kerja 12 tahun dan mendapatkan pesangon 18
juta. Pesangon itu untuk dagang keliling, gonta-ganti dagangan, dan setelah
keliling pakai motor selama 2 tahun malah uang pesangon saya habis ngga' ada
sisa.
Tapi Alhamdulillah
saat sudah ngga' ada uang itulah Allah Ta'ala menolong saya dengan menjadikan
saya tidak ada rasa malu lagi kalau menawarkan dagangan, ngga' ada rasa gengsi
nembung bon (menagih bon, penj) barang ke juragan, dan lebih semangat lagi
dalam ikhtiar.
Saya mulai dagang
keliling pakai motor tahun 2002, walaupun dagangan sendiri saya tetep mulai
keliling seperti orang kerja di perusahaan, berangkat jam 08:00, istirahat pas
sholat zhuhur dan 'Ashr, pulang ke rumah jam 17:00 sore. Mau hujan, kemarau,
saat puasa pun tetap seperti itu.
Saya menjawab,
"Alhamdulillah untung, nih buat belanja" (sambil kasihkan 30ribu).
Padahal untung hari itu cuma 4000 perak, tapi istri ga' tahu, biar dia ga'
sedih he..he.. yang sedih cukup saya saja dalam hati. Tinggal nunggu malam,
mengadu sama Allah Ta'ala Sang Pemilik Kerajaan.
Akhirnya bisa
punya usaha sendiri, dari dibantu 1 orang karyawan, 4 orang,13 orang, hingga
mencapai 26 orang.
Alhamdulillah
punya keyakinan berprasangka baik terus kepada Allah Ta'ala dan jangan patah
semangat, ikhtiar terus dengan ikhlas, kalaupun sementara belum ada hasil, asal
ikhlas, insya Allah sudah dapat pahala.
Itulah nukilan
kisahnya. Insya Allah kita akan terbuka mata bahwa kesuksesan itu butuh
perjuangan dan istiqomah. Bayangkan, Abu Anis saja membutuhkan waktu 6 tahun
untuk bisa mandiri dengan modal pesangon yang
lumayan besar dan itupun harus jatuh bangun.
Saatnya ubah
persepsi kita bahwa yang kita butuhkan itu "proses dalam menuju
kesuksesan"
Sumber.pengusahamuslim.com
0 komentar:
Posting Komentar