Pembesaran ikan patin di kolam khusus untuk pembesaran,
biasanya pembesaran patin ini di lakukan setelah ikan tersebut di pelihara
dahulu di kolam pendederan. Namun ada pula orang yang lasung memeliharanya di
kolam pembesaran tanpa harus melalui kolam pendederan terlebih dahulu.
pemeliharaan di kolam pedederan di lakukan untuk ikan patin
yang berukuran masih BENIH. benih patin di jual di pasaran ada yang masih
kecil-kecil sehingga harus di dederkan dahulu akan tetapi bila ukuran benih
tersebut sudah berukuran sudah cukup besar maka pendederan tidak di perlukan
lagi artinya begitu di beli bibit PATIN tersebut langsung di pelihara di kolam
pembesaran.
Ikan patin tidak selalu memilih jenis kolam tertentu. ikan
ini dapat di pelihara dan tetap bisa tumbuh dengan baik di berbagai jenis
kolam. Jenis kolam yang bisa di gunakn untuk pembesaran ikan patin
TANAH/IRIGASI
Cara Mudah Budidaya Ikan Patin Pada Kolam TANAH /IRIGASI
Sesuai dengan namanya, kolam irigasi memperoleh air dari
jaringan irigasi. penggunaan kolam irigasi bagi pembesaran BENIH ikan patin
sangat di anjurkan karena di dalam kolam ini air tersedia sepanjang waktu dan
jauh dari kekhawatiran kemungkinan kekurangan air.
Dalam pembuatan kolam irigasi penentuan luas kolam lebih
leluasa sehingga kolam bisa di buat menjadi lebih besar. Sebelum di putuskan
untuk membangun kolam jenis tanah juga harus di ketahui karena jenis tanaH ini
akan berpengaruh langsung terhadap tingkat kesuburan air kolam.
Jenis tanah yang baik selain menjadi sumber hara juga menentukan
sifat fisika dan kimia air kolam. Selain itu tekstur tanah juga harus
diperhatikan untuk tingkat rembesan. Oleh karena itu kolam di buat pada tanah
yang bertekstur liat karena sangat kedap air ( mempunyai tingkat rembesan yang
relatif kecil ).
Pemupukan Ikan Patin
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan
produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami
sebanyakbanyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk
hijau dengan dosis 50–700 gram/m2
Pemberian Pakan Ikan
Patin
Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore).
Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan
ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan
kenaikan berat badan ikan dalam hampang. Hal ini dapat diketahui dengan cara
menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang
dipelihara (smpel).
ikan patin tidak mempunyai sifat kanibal sehingga tidak
diperlukan proses sortir atau pemilahan menurut ukuran tubuhnya. Pola makan
ikan patin juga relatif lebih rakus dibandingkan ikan lele, sehingga
memungkinkan bagi pembudidaya untuk memberikan pakan alternatif yang lebih
murah dibandingkan pelet. Daya tahan tubuh ikan patin terhadap perubahan
kondisi air juga tergolong kuat. Hal ini menjadi pertimbangan khusus bagi
mereka yang akan memanfaatkan pakan alternatif berupa limbah restoran dalam
usaha budidayanya, karena sifat pakan alternatif adalah cenderung merusak atau
menurunkan kualitas air kolam. Beberapa pakan alternatif bisa diberikan kepada
ikan patin, antara lain: sisa sayuran pasar yang tidak laku, limbah sisa rumah
makan, dan oncom bs yang sudah tidak laku di pasaran. Dengan demikian biaya
produksi budidaya bisa lebih hemat dibandingkan kalau memakai pakan full pelet.
Namun, bukan berarti tidak ada kelemahan pada cara budidaya
PEMBESAran benih ikan patin ini, tetap
ada kendala dan kesulitan yang akan kita hadapi. Karena kondisi lingkungan yang
berbeda belum tentu keberhasilan yang kita dapat akan sama. Contohnya
ketersediaan air alami dan intensitas cahaya matahari yang menyinari kolam.
Oleh karena itu kita sesuaikan dengan kemampuan kita dan jika bisa kita mungkin
akan menemukan cara yang berbeda sehingga kelemahan dan kendala yang kita
hadapi dapat kita minimalisir.
Semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar