Dalam budidaya ikan air tawar kita sering dihadapkan pada suatu persoalan yang lumayan rumit, bukanlah masalah teknis ,tapi justru pada bagian proses produksi itu sendiri,salah satu hambatan yang sering kita temui dan menjadi keluhan adalah soal pakan,pakan pabrikan pelet yang hanya selisih sedikit dengan harga nilai jual ikan di tingkat petani,bahkan banyak yang menilai budidaya ikan untuk pembesaran sangat sedikit untungnya bahkan bisa bisa merugi,pakan alternatif adalah jalan agar produksi pakan ikan dapat di tekan, untuk menekan biaya produksi tidak ada salahnya para pembudidaya memanfaatkan limbah kotoran sapi.
Kotoran sapi Tidak hanya dapat diolah menjadi bio gas, kotoran sapi juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan, Dengan menggunakan bahan baku kotoran sapi, yang kemudian dicampur dengan kulit padi (sekam) dan serbuk kayu, Bahkan, menggunakan pakan berbahan kotoran sapi ini membuat kondisi ikan lebih sehat dan lebih besar dibanding ikan yang dihasilkan menggunakan pakan pabrikan.
Pakan berbahan kotoran sapi ini bisa dikonsumsi untuk semua jenis ikan, seperti lele, patin,bandeng dan lainnya. Ikan lebih berkembang dan lebih sehat karena setelah kotoran sapi tersebut dicampur dan diaduk dengan bahan lainnya sepertikotoran sapi 60% ,bekatul 30% dan tetes tebu atau ampas kelapa 10%,semua bahan tersebut di campur dan dikeringkan terlebih dahulu, kemudian diolah dan dicampur lagi dengan tepung ikan yang mengandung kalsium, karbon (penyerap racun), silikat (pertumbuhan tulang), nitrogen (sirkulasi udara), dan tetes tebu atau ampas kelapa. Setelah menjadi adonan,selanjutnya dicetak bulat-bulat kecil seperti pakan ikan lainnya yang dihasilkan oleh pabrikan.
Pelet Ikan dari Kotoran Sapi?
Memang gagasan yang sudah dioperasionalkan tersebut memberikan berbagai manfaat atau memiliki beberapa kelebihan. Dan gagasan ini bisa menarik, karena saat ini berbagai pihak yang terkait dengan akuakultur ,Keberhasilan menekan harga pakan merupakan komponen biaya produksi terbesar
peneliti, akademisi, pengusaha, maupun pembudidaya ikan, sedang getol mencari solusi untuk memperoleh pakan alternatif yang harganya lebih murah, agar dapat mendatangkan untung bagi para pelaku usaha, maupun berdayasaing di dunia internasional.
pelet ikan di pasaran yang biasanya Rp 8.000 sampai Rp 10.000 per kg, menjadi terlalu mahal bila dibandingkan dengan pelet ikan dari kotoran ternak yang bisa dipasarkan dengan harga Rp 3.000 atau Rp 4.000 per kg. Dalam kondisi kering, kadar proteinnya adalah 10,11 persen. Dijelaskan pula bahwa pada uji coba budidaya lele yang di lakukan, dengan pelet biasa, masa panen memerlukan 3sampai 4bulan, sedangkan dengan pelet kotoran sapi , ikan bisa dipanen lebih cepat, yakni sekitar 2bulan.
Untuk menghilangkan bau tidak sedap, ditambahkan dalam proses produksinya sebuah cairan organik, atau cairan probiotik. Sayangnnya kita semua belum dapat mempertimbangkan efek negatif yang bisa timbul, dan bahkan bisa fatal terhadap kelangsungan kegiatan budidaya perikanan. Yang disampaikan hanyalah faktor ekonomi mikro, tanpa melihat dampak ekonomi makro, maupun ekses psycho-sosialnya. Penggunaan kotoran ternak untuk bahan pakan ikan ini bisa memberikan dampak negatif bagi pasar ikan domestik maupun luar negeri.
Pemberian pakan ikan dengan kotoran sapi yang di olah menjadi pelet memang belum di rekomendasikan secara kusus namun sebagai informasi bahwa sudah ada petani ikan yang melakukannya.
Tentunya kita semua bermaksud dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan, juga sekaligus mendukung ketahanan pangan (food security). Apalagi ikan dikenal sebagai sumber protein yang positif
Terkait dengan pencitraan ikan penggunaan kotoran ternak sebagai pakan ikan, bisa merupakan “pembenaran” bahwa ikan merupakan hidangan yang menjijikkan, karena suka memakan kotoran. Hal inilah yang saat ini sedang banyak diupayakan untuk dihapus dari opini masyarakat.
Namun ada cara lain untuk Memanfaatkan kotoran sapi yang lebih efektif hal ini dengan cara di fermentasikan dahulu untuk menumbuhkan pakan alami berupa cacing
Cara FERMENTASI LIMBAH TERNAK SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF LELE :
Proses fermentasi dilakukan berguna untuk :
Menyatukan semua unsur biomassa menjadi satu kesatuan.
Mempercepat kulturisasi bakteri positif
Meningkatkan kandungan protein secara signifikan
Bahan fermentasi terdiri dari 2 (dua) bagian :
A. Bahan Starter/utama
1. Kotoran sapi
2. Biocatfish
B. Bahan Buffer/penyangga
1. Limbah kulit buah
2. Limbah sayur
3. Ampas kelapa
Fungsi dan kinerja
Kotoran sapi : Yang akan ditingkatkan kandungan proteinnya.
Biocatfish : Penumbuh Bakteri Positif
Limbah kulit buah/ sayur
Diamkan selama 3hari, Setelah tiga hari akan mengalami pembusukan dan akan terurai dan menjadi pakan cacing tanah
Ampas Kelapa : Kandungan lemak ampas
kelapa akan mempercepat proses pembesaran pada lele
Cara fermentasi kotoran sapi: (sampel rasio limbah sapi 100kg)
Lama fermentasi : 1 bulan
Limbah sapi : 100 kg
Limbah ayam : 100 kg
Ampas tahu : 10 kg
Ampas kelapa : 1 kg
Kulit buah (nenas, semangka dll) : 1 kg
Limbah sayur (semua sayur) : 1 kg
Molase : 2 liter (penumbuh mikroba)
Biocatfish (fermentor) : 100ml
Cara pemberian :
Bahan bahan diatas cukup ditaburkan dipermukaan limbah sapi, biocatfish cukup dicipratkan merata.
Media/tempat
Taruh semua bahan di wadah tertutup agar terhindar dari intensitas matahari langsung dan terhindar dari air hujan. Upayakan media tetap lembab, tidak kering dan air tidak menggenang (kami menggunakan terpal sebagai atap).
Cara diatas adalah agar cacing tanah tumbuh sempurna. Cacing adalah pakan semua jenis ikan yang terbaik dengan kandungan protein 60%, setelah satu bulan berikan limbah sapi hasil fermentasi tersebut pada ikan, proses fermentasi 1 bulan akan menumbuhkan jutaan cacing dan larva cacing yang sangat berguna.
Anda tahu sekarang bahkan mungkin bertanya bukankah ini panduan beternak cacing lumbricuus, anda benar, pemaparan yang sesungguhnya diatas adalah teknik/cara beternak cacing tanah, dan bukankah kita tahu jika cacing memiliki kandungan protein 60% jauh diatas kebutuhan protein bagi lele.
MANFAAT PENGGUNAAN PAKAN ALAMI UNTUK IKAN
Penggunaan pakan alami untuk budidaya ikan memang banyak yang mempertimbangkan untuk membuat dan mengaplikasikannya, terlebih hal ini banyak bermanfaat bagi ikan yang masih dalam pertumbuhan (burayak), berikut adalah keunggulan pakan alami dibanding buatan :
1. Tidak Menurunkan Mutu Air
Hal semacam ini berlaku terlebih utk type pakan alami hidup di karenakan tidak sama dng pakan buatan yg dapat mengedap di basic perairan. Pakan buatan yg tersisa dapat terurai jadi Amonia, Nitrit, Nitrat serta lain lain. Sistem Penguraian itu memerlukan Oksigen hingga kandungan Oksigen di perairan dapat alami penurunan. Amonia yg dihasilkan yaitu senyawa yg karakternya racun utk ikan.
2. Tidak Mudah Rusak
Pakan alami yg berupa organism hidup relatif lebih tahan lama serta gampang rusak dng sarat dipeluhara bukan hanya dlm lingkungan yg cocok dng habitat aslinya.
3. Gampang Dicerna Ikan
Pakan alami gampang di cerna dlm saluran pencernaan ikan serta gampang di serap oleh usus halus ikan.4. Cepat Berkembang BiakPakan alami amat cepat berkembang biak di lingkungan yg kaya bahan organik. Baiknya perubahan pakan alami ini juga diawasi agar tak terlepas control.
Penggunaan pakan alami memang banyak keunggulannya, namun disisi lain ketika menggunakan pakan alami, budidaya ikan akan lebih menguras tenaga dan pikiran karena lebih mudah ketika kita menggunakan pakan buatan.
Kotoran sapi bisa didapatkan dari para peternak sapi yang ada di sekitar anda. Dan jangan khawatir bakteri yang ada di kotoran sapi sudah tidak berbahaya bagi kita karena sudah melalui proses fermentasi. Jadi sekarang kita bisa dengan mudah berbudidaya ikan lele nila gurami ikan mas ikan patin ikan koan ikan bawal sertaikan bandeng ,dengan pakan murah tetapi hasilnya tidak murahan. Dan bisa menggunakan pakan organik dari bahan yang biasa saja tetapi hasilnya luar biasa.
Namun, bukan berarti tidak ada kelemahan pada cara organik ini, tetap ada kendala dan kesulitan yang akan kita hadapi. Karena kondisi lingkungan yang berbeda belum tentu keberhasilan yang kita dapat akan sama. Contohnya ketersediaan air alami dan intensitas cahaya matahari yang menyinari kolam. Oleh karena itu kita sesuaikan dengan kemampuan kita dan jika bisa kita mungkin akan menemukan cara yang berbeda sehingga kelemahan dan kendala yang kita hadapi dapat kita minimalisir. Banyak – banyaklah belajar dan bertanya pada pakar maupun peternak lele yang sudah berpengalaman sebelumnya. Tidak ada salahnya kita mengikuti seminar yang biasanya diadakan oleh dinas setempat. Karena bisnis ikan lele ini tidak akan ada habisnya, masih banyak peternak yang kesulitan memenuhi permintaan pasar ikan lele yang membludak .
Semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar