Meroketnya harga pakan ikan menjadikan para pembudidaya ikan memutar seribu cara untuk melakukan efisiensi terhadap pakan ikan agar biaya produksi bisa ditekan dan margin keuntungan masih tetap ada. Apalagi untuk para pembudidaya ikan skala kecil. Bahkan tidak sedikit para pembudidaya beralih hanya melakukan pembenihan saja dari pada pembesaran.
Ketua Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Jasa Rama, Nuron Hidayat, mengatakan tingginya harga pakan ikan menjadikan mereka lebih memilih pembenihan dari pada pembesaran. Karena dari sisi estimasi biaya produksi, margin keuntungan pada pembesaran ikan sangat tipis dibanding pembenihan. Tapi biar usaha tetap berjalan, dia beserta 20 anggota kelompok memilih melakukan pembenihan karena dihitung-hitung marginnya lebih menguntungkan.
“Kami pembudidaya skala kecil, jika melakukan pembesaran hitunganya tipis sekali, makanya kami hanya pembenihan saja,” kata Nuron saat ditemui di sekertariat Pokdakan Jasa Rama di Kampung Cilandak, Desa Cipeujeuh, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Rabu (14/5).
Karena, sambung Nuron, modal yang mereka miliki terbatas jika melakukan pembesaran. Tapi dengan pembenihan hasilnya bisa lebih cepat dan masih ada untung. Berapa kali, anggota kelompok mengajukan kredit pinjaman di bank, tapi karena tidak ada agunan sehingga pengajuannya ditolak.
“Sudah pernah kami coba ajukan kredit perorangan, tapi karena tidak ada jaminan ditolak. Maka dari itu, kami berharap pemerintah lebih memperhatikan pembudidaya terutama untuk skala kecil seperti kami agar dapat tambahan modal untuk dapat mengembangkan bisnis kami,” tambahnya.
Efektivitas PUMP
Lebih jauh lagi Nuron menceritakan terbelitnya masalah permodalan dirinya beserta anggota kelompoknya terbantu dengan Program Usaha Mina Pedesaan (PUMP) yang diterimanya pada tahun 2013 lalu karena kelompoknya bisa meningkatkan produksi hingga 120% yang tadinya hanya bisa berproduksi sekitar 40 kg per harinya, kini dirinya dan anggotanya dapat menghasilkan 140 Kg per harinya program PUMP sangat efektif terhadap peningaktan produksi dan penghasilan dirinya dan para anggotanya.
“Kami sangat terbantu dengan program PUMP yang diberikan oleh perikanan budidaya berupa bantuan induk, benih, pakan, dan alat sarana dan prasarana yang totalnya sebesar Rp 100 juta dan kini pendapatan kami bisa meningkat tajam,” ujarnya.
Bukan hanya bantuan untuk produksi saja, beber Nuron, untuk pengolahan pihaknya juga pernah mendapatkan berupa alat pengolahan yang nominalnya Rp 50 juta yang akhirnya dapat dimanfaatkan para ibu-ibu disini untuk mengolah hasil produksi ikan. Dengan adanya pengolahan ini manfaatnya ibu-ibu di wilayah itu bisa mendapatkan penghasilan yang bisa mencapai Rp 300 ribu per minggunya. “Bukan hanya produksi saja, di sini kami juga sudah bisa melakukan pengolahan atau hillirisasi,” bebernya.
Namun, Nuron menceritakan kini dirinya sedang mengalami kesulitan mengingat permintaan yang sangat tinggi dari kolega bisnisnya baik benih ikan maupun ikan olahan. Oleh karennaya dia meminta pemerintah dapat mendengar keluhannya agar bisa memberikan bantuannya kembali agar dapat meningkatkan produksinya. “Harapannya pemerintah dapat memberikan bantuan kembali. Di samping itu, pemerintah juga dapat membuat program khusus terutama untuk kebijakan dari perbankan untuk kemudahan pengajuan pinjaman untuk suntikan modal usahanya,” harap Nuron.
Peningkatan Produksi
Di tempat terpisah, Ana Djuhana, Ketua Pokdakan Bale Lobster II menceritakan hal yang sama. Dirinya pernah dapat bantuan PUMP sebesar Rp 65 juta berupa induk, pakan dan sarana prasarana. Dia menuturkan efektifitas dari program PUMP ini bahwa sebelum dia mendapatkan bantuan dirinya hanya mampu memproduksi 400 ekor lobster ikan hiasnya per bulan, tapi kini setelah mendapatkan program PUMP sudah bisa memproduksi 2000 ekor perbulannya. “Budidaya lobster hias ini masih langka, sedangkan permintaan untuk lokal sangat tinggi. Kini kami kewalahan melayani permintaan,” katanya.
Oleh karenanya, dia berharap pemerintah dapat memberikan solusi untuk pengembangan dan peningkatan produksi bisnisnya baik melalui program bantuan atau pun regulasi kebijakan kemudahan dalam memperoleh pinjaman di bank. “Kalau diberi kesempatan dapat menerima bantuan kembali saya sangat berterima kasih, atau minimal pemerintah dapat memberikan kebijakan agar perbankan memberikan kemudahan pinjaman modal guna pengembangan bisnis dan peningkatan produksi kami,” harapnya.
Karena apa, saat ini, bukan hanya untuk permintaan dalam negeri, orientasi pengembangan bisnis lobster hias ini untuk memenuhi pasar international. Maka dari itu untuk merealisasikan tentu saja harus ada permodalan yang mumpuni. Karena bukan hanya pasar lokal, pasar international juga minta lobster hias ini, hanya saja belum bisa kami penuhi karena masih keterbatasan produksi. “Orientasi kami bukan hanya untuk pasar domestik, tapi ekspor tapi memang harus bertahap. Karena lokal saja masih kekurangan. jika produksinya sudah tinggi baru kami ekspor,” tukasnya. (Sumber : Neraca)
0 komentar:
Posting Komentar