Petani ikan tawar di Pangkalpinang, Bangka Belitung, mulai meminati pembudidayaan cacing sutra yang dijadikan pakan benih karena dapat menghemat biaya pemeliharaan ikan di daerah itu.
“Sebelumnya minat petani ikan tawar untuk membudidayakan cacing sutra cukup rendah, namun setelah disarankan kepada beberapa petani di daerah itu petani yang lain mulai mengikutinya,” kata Kepala Balai Benih Ikan Lokal Kota Pangkalpinang Teguh Sutoto di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan, pihaknya akan melakukan sosialisi lebih lanjut kepada petani yang membudidayakan cacing sutra agar mereka lebih paham bagaimana cara mengembangbiakkan cacing itu dengan baik dan benar.”Budidaya cacing sutra ini tidak sulit untuk dikembangkan karena media yang digunakan mudah didapat dan untuk perkembangbiakannya hanya dengan menggunakan air dan lumpur, sedangkan untuk perbandingannya satu banding satu, antara air dengan kotoran ayam,” katanya.
Ia mengatakan cacing sutra itu merupakan salah satu penunjang pertumbahan bagi benih ikan, dalam satu bulan pertumbuhan benih ikan mencapai 3 sampai 4 cm, namun jika menggunakan fengli atau pakan buatan hanya tumbuh 2 cm dalam waktu satu bulan.
“Pertumbuhan benih ikan dengan menggunakan cacing sutra sebagai pakan lebih baik dan lebih cepat, dan biasanya pemberian cacing sutra hanya sampai pada usia 1 bulan, selanjutnya diberi usus ayam atau pelet, namun jika ingin memberinya sampai dewasa tidak masalah dan biasanya untuk pakan benih ikan itu cacing sutra yang berukuran 1 atau 2 cm,” katanya.
Ia berharap peningkatan minat membudidayakan cacing sutra itu juga diikuti dengan bertambahnya minat warga untuk membudidayakan ikan tawar.
“Saat ini minat warga untuk membudidayakan ikan tawar masih rendah karena untuk meningkatkan kesejahteraan, warga sudah terbiasa dengan cara instan yang cepat menghasilkan uang banyak, misalnya menambang biji timah dan lainnya,” ujarnya. (Sumber : Antara Babel
0 komentar:
Posting Komentar