Asin-asin enak, jika berbagai jenis ikan ini diolah oleh nelayan Wuring dan Pulau Pemana menjadi ikan kering. Potensi ikan di perairan ini memang luar biasa sehingga tak heran jika banyak nelayan luar Sikka, luar NTT, bahkan luar Indonesia secara ilegal menangkap ikan di perairan Teluk Maumere.
Data Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sikka menyebutkan, pada hamparan laut Sikka seluas 5.821,33 Km 2 itu, terkandung potensi sumber daya kelautan yang cukup besar. Jenis ikan yang terdapat di hamparan laut itu, yakni ikan pelajis/ikan pada permukaan (tuna, cakalang, layang dan selar) dan ikan demersal/ikan dasar (kerapu dan ikan merah).
Produksi ikan pertahun cukup tinggi dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data tahun 2000 hingga tahun 2007, produksi ikan tahun 2000 sebanyak 7.322,6 ton (34,58%), tahun 2001 sebanyak 7.927,9 ton (37,44 %), tahun 2002 sebanyak 8.230,2 ton (38,87 %), tahun 2003 sebanyak 8.475,2 ton (40,2 %). Sementara pada tahun 2004 naik menjadi 9.240,6 ton (43,63%), tahun 2005 sebanyak 9.702,6 ton (46,20 %), tahun 2006 sebanyak 9.785,50 ton (0,85 %) dan tahun 2007 sebanyak 9.976,70 ton (1,01 %).
Hasil ini sebagian besar diperdagangkan antar pulau di dalam wilayah NTT, maupun ke luar NTT bahkan hingga dieksport ke luar negeri. Lihat saja, data antar pulau komoditi perikanan Sikka tahun 2007 mencapai 6.125.000 kg atau 6 ton ikan berbagai jenis dengan nilai Rp 78.796.840.750,00 yang diantar pulaukan ke Makassar, Denpasar, Surabaya, Jakarta, Banyuwangi, termasuk ke Kabupaten Ende, Ngada dan Kupang. Jenis ikan yang diantarpulaukan itu, yakni ikan tuna/ cakalang beku, tuna loin, ikan kayu, ikan dasar, kerapu hidup, layang/selar dan kembung. Bahkan produksi ikan di Sikka, yakni ikan kerapu hidup dan tuna loin, cakalang, pernah dieksport sampai ke Jepang dan Hongkong.
Kendala Dalam Eksport Hasil Ikan :
Untuk investor dari luar masih sangat
minim dalam sektor perikanan di Kabupaten Sikka ini, rata - rata setiap
nelayan menjual hasil tangkapannya kepada Papalele ( juru lelang ) yang
tiap harinya sudah standby di tempat penampungan ikan.
Semenjak tahun 2006, beberapa perusahaan di Sikka menghentikan hasil eksport ke Jepang atau ke luar negeri. Hal ini bukan karena penurunan produksi ikan, namun karena masalah harga, dimana perbedaan harga jual ikan ke luar negeri dan di dalam negeri tidak jauh berbeda. Sehingga nelayan atau pengusaha di Sikka enggan melakukan eksport ikan lagi ke luar negeri.
Di Sikka, setiap tahun rata-rata produksi ikan sebanyak 9 ton. Produksi ini biasa ditingkatkan mengingat sebagian potensi perikanan tangkap di Sikak belum dioptimalkan, baik oleh pemerintah, masyarakat nelayan maupun pengusaha.
Memasuki perkiraan bulan Agustus, cuaca kurang mendukung untuk para nelayan dapat pergi melaut, merupakan salah satu kendala, karena ombak besar dan memasuki bulan September yang memiliki potensi angin kencang dari Benua Australia, sehingga pantauan harga ikan cenderung naik dari harga pasaran pada kondisi cuaca normal. Hal ini biasanya berlangsung hingga akhir tahun.
Akan tetapi biasanya respon pembeli tetap tinggi, mengingat kebutuhan ikan masih lebih populer di daerah ini dibanding warga mengkonsumsi daging yang harganya relatif lebih mahal.
Dukungan Pemerintah
Dengan segala fasilitas yang dimiliki oleh dermaga di Kabupaten ini, membuat kota ini unggul dalam sarana dan prasarana perikanan dibandingkan dengan kabupaten lain.
Fasilitas yang ditawarkan di dermaga L`sai Kabupaten Sikka antara lain, tempat pengisian bahan bakar untuk nelayan yang disediakan oleh Pertamina, tempat penyimpanan hasil tangkapan ikan dan juga Pabrik Es yang dikelola oleh Pemda setempat, fasilitas yang membuat Maumere sebagai sentra penghasil ikan terbesar di pulau Flores dan sekitarnya, adapun hasil tangkapan dari para nelayan dipasarkan mulai dari Kabupaten Ende, Ruteng dan bahkan sampai ke luar pulau Flores seperti Kupang dan NTB.
Pemerintah telah mengadakan sejumlah alat tangkap ikan bagi nelayan seperti 16 unit kasco viber, 92 unit alat tangkap dan mesin ketinting, empat unit rumpon, alat tangkap gilnet, 276 alat multi dan mono filament serta botton long line.
Selain itu Upaya yang akan dilakukan pemerintah ,yakni mengembangkan armada perikanan tangkap, pelatihan nelayan , pengembangkan bibit unggul, pelatiahn dan pengolahan hasil perikanan, pemibinaan, penyediaan fasilitas utama dan penunjang bagi nelayan.
Upaya lainnya, memperkuat dan mendukung masyarakat nelayan dalam penguatan kelembagaan nelayan, dengan membentuk koperasi nelayan. Dengan kelembagaan seperti koperasi atau KUB perikanan tangkap itu, maka masyarakat nelayan bisa melakukan simpan pinjam, bahkan mulai merencanakan kebutuhannya untuk meningkatkan usahanya.
Harapan ke depan Pemda setempat mampu juga memberikan pelatihan - pelatihan guna setiap nelayan juga dapat meningkatkan taraf hidup mereka yang lebih baik.
Semenjak tahun 2006, beberapa perusahaan di Sikka menghentikan hasil eksport ke Jepang atau ke luar negeri. Hal ini bukan karena penurunan produksi ikan, namun karena masalah harga, dimana perbedaan harga jual ikan ke luar negeri dan di dalam negeri tidak jauh berbeda. Sehingga nelayan atau pengusaha di Sikka enggan melakukan eksport ikan lagi ke luar negeri.
Di Sikka, setiap tahun rata-rata produksi ikan sebanyak 9 ton. Produksi ini biasa ditingkatkan mengingat sebagian potensi perikanan tangkap di Sikak belum dioptimalkan, baik oleh pemerintah, masyarakat nelayan maupun pengusaha.
Memasuki perkiraan bulan Agustus, cuaca kurang mendukung untuk para nelayan dapat pergi melaut, merupakan salah satu kendala, karena ombak besar dan memasuki bulan September yang memiliki potensi angin kencang dari Benua Australia, sehingga pantauan harga ikan cenderung naik dari harga pasaran pada kondisi cuaca normal. Hal ini biasanya berlangsung hingga akhir tahun.
Akan tetapi biasanya respon pembeli tetap tinggi, mengingat kebutuhan ikan masih lebih populer di daerah ini dibanding warga mengkonsumsi daging yang harganya relatif lebih mahal.
Dukungan Pemerintah
Dengan segala fasilitas yang dimiliki oleh dermaga di Kabupaten ini, membuat kota ini unggul dalam sarana dan prasarana perikanan dibandingkan dengan kabupaten lain.
Fasilitas yang ditawarkan di dermaga L`sai Kabupaten Sikka antara lain, tempat pengisian bahan bakar untuk nelayan yang disediakan oleh Pertamina, tempat penyimpanan hasil tangkapan ikan dan juga Pabrik Es yang dikelola oleh Pemda setempat, fasilitas yang membuat Maumere sebagai sentra penghasil ikan terbesar di pulau Flores dan sekitarnya, adapun hasil tangkapan dari para nelayan dipasarkan mulai dari Kabupaten Ende, Ruteng dan bahkan sampai ke luar pulau Flores seperti Kupang dan NTB.
Pemerintah telah mengadakan sejumlah alat tangkap ikan bagi nelayan seperti 16 unit kasco viber, 92 unit alat tangkap dan mesin ketinting, empat unit rumpon, alat tangkap gilnet, 276 alat multi dan mono filament serta botton long line.
Selain itu Upaya yang akan dilakukan pemerintah ,yakni mengembangkan armada perikanan tangkap, pelatihan nelayan , pengembangkan bibit unggul, pelatiahn dan pengolahan hasil perikanan, pemibinaan, penyediaan fasilitas utama dan penunjang bagi nelayan.
Upaya lainnya, memperkuat dan mendukung masyarakat nelayan dalam penguatan kelembagaan nelayan, dengan membentuk koperasi nelayan. Dengan kelembagaan seperti koperasi atau KUB perikanan tangkap itu, maka masyarakat nelayan bisa melakukan simpan pinjam, bahkan mulai merencanakan kebutuhannya untuk meningkatkan usahanya.
Harapan ke depan Pemda setempat mampu juga memberikan pelatihan - pelatihan guna setiap nelayan juga dapat meningkatkan taraf hidup mereka yang lebih baik.
(meggio-febi supit/FB/bd)
sumber:beritadaerah.com/ Selasa, 20 September 2011
0 komentar:
Posting Komentar