Kota
Palangkaraya adalah ibukota provinsi Kalimantan Tengah yang diresmikan
pada tanggal 17 Juli 1957. Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah ini,
memiliki luas 267.851 ha. Jika dilihat dari total luas wilayahnya Kota
Palangkaraya termasuk wilayah yang sangat luas untuk suatu daerah
perkotaan. Secara geografis kota ini terletak pada 113 derajat 30’ – 114
derajat 04’ Bujur Timur dan 1 derajat 30’ – 2 derajat 30’ lintang
selatan. Kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunung Mas di
sebelah Utara dan Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten
Pulang Pisau dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Katingan.
Produksi
perikanan budidaya Kota Palangkaraya setiap tahunnya mengalami
kenaikan. Berdasarkan buku publikasi statistic perikanan budidaya
provinsi Kalimantan Tengah, pada tahun 2006 sebesar 884,9 ton lalu
produksinya naik pada tahun 2007 menjadi 901,95 ton dan pada tahun 2008
produksinya sebesar 1.247,05 ton. Kenaikan produksi perikanan budidaya
ini terus berlanjut pada tahun 2009 sebesar 1.359,9 ton atau naik
sebesar 9,05 persen dibandingkan tahun 2008. Kenaikan produksi perikanan
budidaya ini menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Tengah
yang termaktub dalam buku profil Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya
di Kalimantan Tengah adalah keinginan masyarakatnya yang mau melakukan
usaha budidaya ikan baik dalam wadah kolam maupun karamba.
Perikanan
budidaya Kota Palangkaraya didominasi oleh budidaya kolam dan budidaya
karamba. Sungai kahayan yang merupakan sungai terbesar di Kalimantan
Tengah adalah sentra budidaya karamba Kota Palangkaraya. Jenis ikan yang
dibudidayakan para pembudidaya karamba di sepanjang sungai ini terutama
adalah ikan mas, nila dan patin. Selain ketiga jenis ikan tersebut
penduduk yang berada di bantaran sungai kahayan ini juga terdapat
pembudidaya yang membudidayakan ikan gurame, bawal, betok, dan toman.
Sementara
untuk budidaya kolamnya tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kota
Palngkaraya ini. Jenis ikan yang dibudidayakan dalam wadah kolam persis
seperti pada budidaya karamba, yaitu ikan mas, nila, patin, gurame dan
lele.
Konsumsi
ikan penduduk Kota Palangkaraya cukup tinggi. Apalagi masyarakat
sekitar beranggapan belum makan jika belum makan ikan. Penduduk yang
gemar makan ikan ini merupakan pangsa pasar untuk hasil perikanan
budidaya. Harga ikan di tingkat pembudiya terutama untuk ikan patin
sebesar 15.000, ikan nila sebesar 19.000 dan ikan mas sebesar 17.000.
Potensi
lahan pengembangan budidaya terutama budidaya air tawarnya sebesar
16.500 ha. Budidaya air tawar yang sudah berkembang dan dapat
dikembangkan ke depannya adalah budidaya kolam dan budidaya karamba.
Potensi lahan pengembangan untuk budidaya kolam sebesar 6.000 ha yang tersebar di lima kecamatan, yaitu:
- Pahandut memiliki potensi pengembangan lahan sebesar 1.000 ha. Tingkat pemanfaatan lahannya hanya sekitar 0,92 ha atau sekitar 0,09 persen
- Sebangau memiliki potensi pengembangan lahan sebesar 1.200 ha. Tingkat pemanfaatan lahannya 7,14 ha atau 0,60 persen dari potensinya.
- Jekan Raya memiliki potensi pengembangan lahan sebesar 1.500 ha. Tingkat pemanfaatannya sebesar 8,24 ha atau sebesar 0,55 persen dari potensinya
- Bukit Batu memiliki potensi pengembangan sebesar 1.200 ha. Tingkat pemanfaatan lahannya sebesar 5,37 ha atau sebesar 0,45 persen
- Rakumpit memiliki potensi pengembangan sebesar 1.100 ha. Tingkat pemanfaatannya sebesar 0,74 ha atau sebesar 0,07 persen
Secara
keseluruhan total luas lahan budidaya kolam Kota Palangkaraya sebesar
22,41 ha atau sebesar 0,37 persen dari luas lahan yang mungkin dijadikan
lahan untuk budidaya kolam .
Sementara Potensi lahan pengembangan untuk budidaya karamba sebesar 10.500 ha yang tersebar di lima kecamatan, yaitu
- Pahandut memiliki potensi pengembangan lahan sebesar 1.000 ha. Tingkat pemanfaatan lahannya hanya sekitar 3,23 ha atau sekitar 0,32 persen
- Sebangau memiliki potensi pengembangan lahan sebesar 2.000 ha. Tingkat pemanfaatan lahannya 0,44 ha atau 0,02 persen dari potensinya.
- Jekan Raya memiliki potensi pengembangan lahan sebesar 500 ha. Tingkat pemanfaatannya sebesar 0,08 ha atau sebesar 0,02 persen dari potensinya
- Bukit Batu memiliki potensi pengembangan sebesar 3.500 ha. Tingkat pemanfaatan lahannya sebesar 0.08 ha atau sebesar 0,00 persen
- Rakumpit memiliki potensi pengembangan sebesar 3.500 ha. Tingkat pemanfaatannya sebesar 0,18 ha atau sebesar 0,01 persen
Secara
keseluruhan total luas lahan budidaya karamba Kota Palangkaraya sebesar
4,01 ha atau sebesar 0,03 persen dari luas lahan yang mungkin dijadikan
lahan untuk budidaya karamba.
Pada
tahun 2009, di Kota Pangkaraya terdapat sebanyak 129 rumah tangga
perikanan budidaya kolam yang mengusahakan sebanyak 1.245 unit kolam dan
1.298 rumah tangga perikanan budidaya karamba yang mengusahakan
sebanyak 3.332 unit karamba yang tersebar di lima kecamatan tersebut di
atas. Sentra budidaya kolam terdapat di kecamatan Sebangau, kecamatan
Jekan Raya dan Kecamatan Bukit Batu. Sedangkan sentra budidaya karamba
terletak di kecamatan pahandut.
Perikanan
budidaya Kota Palangkaraya didukung oleh sarana dan prasarana untuk
menunjang kegiatan budidaya kolam dan karamba. Di kota Palngkaraya ini
terdapat Unit Pembenihan Rakyat yang berjumlah 9 buah yang tersebar di
lima kecamatan dan terdapat pula balai benih ikan yang dikelola oleh
secara langsung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Palangkaraya.
Selain balai benih yang dikelola langsung oleh Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Palangkaraya, terdapat pula unit pembenihan yang dikelola
oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu
SPIL Tangkiling yang dibangun pada tahun 1999, saat ini memiliki total
luas 3 ha yang terdiri dari luas bangunan sebesar 0,5 ha dan luas kolam
sebesar 2 ha. SPIL Tangkiling memiliki kapasitas produksi benih sebanyak
1.000.000 ekor benih per tahunnya.
Balai-balai benih yang dikelola langsung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Palangkaraya, yaitu :
- BBI Katune memiliki total luas lahan 5 ha yang saat ini terdiri dari bangunan seluas 0,5 ha dan kolam seluas 0,8 ha
- BBI Kilometer 32 memiliki total luas lahan 2 ha yang saat ini terdiri dari bangunan seluas 0,5 ha dan kolam seluas 0,8 ha
- BBI Kilometer 36 memiliki total luas lahan 2 ha yang saat ini terdiri dari bangunan seluas 0,3 ha dan kolam seluas 1 ha.
Dalam
rangka peningkatan produksi perikanan budidaya provinsi Kalimantan
Tengah pada tahun 2011 yang ditergetkan mencapai 34.962 ton, Dinas
Kelautan dan Perikanan Kota Palangkaraya yang masih memiliki potensi
perikanan budidayanya yang masih sangat luas berencana mengembangkan
lagi budidaya kolam sebesar 13,59 ha dan budidaya karamba sebesar 168
m2.
sumber: Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya [DJPB]
0 komentar:
Posting Komentar